Nama : I Nyoman Jyotisa
NIM : 1905551092
Matakuliah : Data Warehouse
Nama Dosen : I Putu Agus Eka Pratama, S.T., M.T.
Program Studi Teknologi Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Udayana
Data Warehouse dan Cloud Computing (Cloud Warehousing)
Komputasi awan (cloud computing) merupakan teknologi yang menjadikan internet sebagai pusat pengelolaan data dan aplikasi di mana pengguna komputer diberikan hak akses (login) untuk menggunakannya. Pengguna layanan cloud computing dapat mengakses file secara real time melalui internet tanpa perlu melakukan proses instalasi pada komputer lokal. National Institute of Standards and Technology (NIST) berpendapat bahwa cloud computing merupakan suatu model teknologi informasi yang memberikan rasa nyaman, dapat diakses di mana-mana bersama dengan sumber daya komputasi, juga cepat dirilis dengan upaya yang minimal oleh pihak manajemen. Pada masa sekarang ini, penerapan cloud computing telah banyak dilakukan oleh sejumlah perusahaan teknologi terkemuka di dunia. Beberapa di antaranya adalah Google (Google Drive) dan IBM (Blue Cord Initiative). Cloud computing menawarkan 4 model deployment dan 3 jenis layanan yang akan dijelaskan pada uraian berikut.
4 Model Deployment pada Cloud Computing
1. Public Cloud
Seperti namanya, model penyebaran cloud ini mendukung semua pengguna yang ingin menggunakan sumber daya komputasi, seperti perangkat keras (OS, CPU, memori, penyimpanan) atau perangkat lunak (server aplikasi, basis data) secara berlangganan. Penggunaan paling umum dari public cloud adalah untuk pengembangan dan pengujian aplikasi, berbagi file, atau layanan e-mail.
2. Private Cloud
Sesuai namanya, private cloud merupakan infrastruktur yang digunakan oleh satu organisasi. Infrastruktur tersebut dapat dikelola oleh organisasi itu sendiri untuk mendukung berbagai kelompok pengguna, atau dapat dikelola oleh penyedia layanan yang menanganinya baik di lokasi maupun di luar lokasi. Private cloud lebih mahal daripada public cloud karena modal untuk memperoleh dan memeliharanya lebih besar. Namun, private cloud lebih mampu mengatasi masalah keamanan dan privasi organisasi.
3. Hybrid Cloud
Dalam hybrid cloud, sebuah organisasi menggunakan infrastruktur private dan public cloud yang saling terhubung. Banyak organisasi yang menggunakan model ini ketika mereka perlu meningkatkan infrastruktur TI mereka dengan cepat.
4. Community Cloud
Model ini mendukung banyak organisasi yang berbagi sumber daya komputasi yang merupakan bagian dari komunitas; contohnya termasuk universitas yang bekerja sama dalam bidang penelitian tertentu, atau departemen kepolisian dalam sumber daya komputasi berbagi kabupaten atau negara bagian. Akses ke lingkungan community cloud biasanya dibatasi untuk anggota komunitas.
3 Jenis Layanan pada Cloud Computing
1. IaaS (Infrastructure as a Service)
IaaS menyediakan infrastruktur sesuai permintaan untuk organisasi berdasarkan pembayaran sesuai penggunaan melalui internet, bukan melalui pusat data tradisional. IaaS memiliki puluhan server kuat yang tersebar di seluruh dunia untuk menyediakan komputasi sesuai permintaan dan bersifat skalabel. Sumber daya komputasi IaaS adalah Virtual Machine (VM) yang dikelola oleh hypervisor. Penyedia IaaS menyediakan VM berdasarkan CPU, GPU, dan konsumsi memori untuk berbagai beban kerja. Penyedia IaaS juga menawarkan teknologi penyimpanan terdistribusi tinggi seperti penyimpanan file, penyimpanan blok, dan penyimpanan objek yang tangguh dan mudah diakses melalui Hypertext Transfer Protocol (HTTP). Beberapa contoh umum IaaS antara lain Amazon Web Services (AWS), Microsoft Azure, Google Cloud Platform (GCP), Rackspace, dan Alibaba Cloud.
2. PaaS (Platform as a Service)
Dalam model PaaS, developer menyewakan infrastruktur yang mereka butuhkan untuk siklus hidup aplikasi yang lengkap seperti pengembangan, pengujian, penerapan, dan pemeliharaan. Seperti IaaS, developer menyewa server, jaringan, dan komponen penyimpanan. Selain itu, mereka juga menyewakan item seperti middleware, alat pengembangan, dan sistem manajemen basis data (DBMS) dari penyedia PaaS. PaaS memungkinkan organisasi untuk menghindari proses pembelian dan pengelolaan lisensi perangkat lunak yang seringkali mahal dan rumit. Pada dasarnya, penyedia PaaS mengelola semua hal lain yang terkait dengan siklus hidup aplikasi sambil memungkinkan developer untuk fokus pada aplikasi yang mereka kembangkan. PaaS sangat berguna untuk organisasi yang ingin merampingkan alur kerja di lingkungan produksi yang memiliki banyak developer. PaaS juga dapat sangat meminimalkan biaya dan menyederhanakan siklus pengembangan aplikasi di lingkungan Rapid Application Development (RAD). Contoh umum dari PaaS yaitu Google App Engine, Apache Stratos, OpenShift, AWS Elastic Beanstalk, dan Heroku.
3. SaaS (Software as a Service)
Dalam model ini, penyedia SaaS meng-host perangkat lunak di server mereka dan menyewakannya ke organisasi secara berlangganan. Model SaaS memungkinkan penggunanya untuk mengakses aplikasi melalui web browser di mana mereka masuk dengan nama pengguna dan kata sandi mereka. Jadi, ketika sebuah perusahaan menggunakan model layanan SaaS, mereka hanya perlu menggunakan aplikasi tersebut tanpa harus mengerti dan mengurus bagaimana layanan yang digunakan seperti bagaimana data disimpan atau bagaimana aplikasi tersebut diatur, karena hal tersebut sudah merupakan service yang disediakan penyedia layanan. Contoh umum dari SaaS antara lain Dropbox, Google GSuite (aplikasi), Cisco Webex, dan GoToMeeting.
Definisi Cloud Warehousing
Cloud data warehouse adalah data warehouse yang disimpan sebagai layanan terkelola di cloud publik dan dioptimalkan untuk BI dan analitik yang skalabel. Dengan data warehousing, pengguna tidak lagi dibatasi oleh pusat data fisik dan dapat secara dinamis mengembangkan atau mengecilkan data warehouse yang dimiliki untuk memenuhi perubahan anggaran dan persyaratan bisnis dengan cepat. Seperti data warehouse tradisional, cloud data warehouse menyimpan informasi dari berbagai sumber data yang berbeda seperti IoT, CRM, sistem keuangan, dan lain sebagainya. Data dalam data warehouse berbasis cloud sangat terstruktur dan terpadu, dan siap mendukung berbagai kasus penggunaan intelijen bisnis maupun analitik tertentu. Cloud data warehouse juga telah menjadi solusi penting untuk intelijen dan analitik bisnis modern, memungkinkan organisasi untuk memanfaatkan analitik tingkat lanjut untuk mendapatkan wawasan bisnis yang dapat meningkatkan operasi, meningkatkan layanan pelanggan, dan juga mendapatkan keunggulan kompetitif.
3 Pilihan Arsitektur Cloud Warehousing
1. Shared Nothing Architecture Cloud Warehousing
Pada arsitektur ini, masing-masing node pada data warehouse dan cloud computing memiliki memori, prosesor, dan media penyimpanannya sendiri. Pilihan ini bersifat scalable, dapat disesuaikan dengan lingkup enterprise yang menggunakannya.
2. Share Disk Architecture Cloud Warehousing
Pada arsitektur ini, terjadi penggunaan bersama DBMS yang digunakan pada data warehouse, storage/disk, di mana setiap node telah memiliki prosesor dan memorinya sendiri. Pilihan ini bersifat lebih kompleks jika dibandingkan dengan pilihan pertama.
3. Shared Memory Architecture Cloud Warehousing
Pada aristektur ini, setiap node memiliki prosesornya sendiri, namun berbagi memori bersama (shared memory). Pilihan ini perlu mempertimbangkan adanya latency di dalam jaringan dan komunikasi data.
Tantangan atau Kendala pada Cloud Warehousing
Cloud warehousing tentu memberikan banyak manfaat kepada perusahaan atau instansi yang menggunakannya. Namun, ada beberapa tantangan atau kendala yang harus dihadapi, antara lain sumber daya komputasi yang digunakan harus memadai, kemampuan atau dukungan sistem yang mumpuni, besar ruangan penyimpanan, dan sisi keamanan pada sistem, jaringan, pengguna, policy, maupun QoS yang benar-benar harus diperhatikan.
Daftar Pustaka
I Putu Agus Eka Pratama. Handbook Data Warehouse. Penerbit Informatika. Bandung. 2017)
Pemaparan materi pertemuan Pertama tentang “Data Warehouse dan Cloud Computing (Cloud Warehousing)” oleh I Putu Agus Eka Pratama, S.T., M.T.