Skip to main content

Data Multi Dimensi


Nama                : I Nyoman Jyotisa

NIM                  : 1905551092

Matakuliah       : Data Warehouse

Nama Dosen    : I Putu Agus Eka Pratama, S.T., M.T.

Program Studi Teknologi Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Udayana


Data Multi Dimensi

Data multidimensi (Multidimensional Data atau MDD) merupakan model data fisik (physical data model) yang strukturnya dapat dilihat dari berbagai sudut pandang (dimensi), dengan tiga buah bagian (record atau baris, field atau kolom, dan layer), dengan objek-objek data multidimensi di dalamnya, yang atributnya dibedakan menjadi atribut dimensi dan atribut pengukuran.

Jika direpresentasikan ke dalam bentuk koordinat, data multidimensi dapat ditunjukkan ke dalam tiga buah sumbu yaitu X, Y, dan Z. Lalu jika dianalogikan dengan gambar bangun, maka data multidimensi dapat diibaratkan sebagai bangun ruang yang memiliki tiga dimensi yaitu panjang, lebar, dan tinggi.


Data Mart

Data mart merupakan sub-bagian dari data warehouse keseluruhan sebagai sebuah struktur data, yang di dalamnya memuat data untuk memudahkan pengguna akhir (end user) dalam mengakses data dari data warehouse sesuai keperluan ataupun untuk analisis data. Data mart berada pada layer akses (access layer) serta berorientasikan kepada spesifik proses bisnis serta kebutuhan dari unit organisasi tempat data warehouse tersebut diimplementasikan. Jika dianalogikan sebagai sebuah himpunan, maka data mart merupakan himpunan bagian dari sebuah himpunan semesta bernama data warehouse. Sehingga apabila data warehouse memuat semua data sesuai kebutuhan dari keseluruhan organisasi yang bersangkutan, maka data mart hanya spesifik memuat data sesuai kebutuhan per unit atau departemen saja.


Model Pengembangan Data Warehouse

Terdapat 6 model pengembangan data warehouse berdasarkan hierarki dan masukan dari pengguna yaiutu sebagai berikut.

Top Down Tanpa User Feedback

Pada pemodelan jenis ini, aliran datanya sangat sederhana karena tidak melibatkan user feedback (umpan balik dari pengguna). Aliran data tersebut berawal dari sumber-sumber data (data sources) yang kemudian diteruskan ke data warehouse lalu diteruskan (dipecah) ke dalam beberapa buah data mart.

Model ini terfokus kepada kemampuan untuk menjadikan pengguna dapat memperoleh data sesuai kebutuhan melalui data mart (yang dialirkan dari data warehouse), tanpa melakukan pengubahan apapun pada data warehouse itu sendiri. Penambahan data pada data mart hanya dapat dilakukan melalui data warehouse, dengan mengikuti aliran Extraction, Transformation, dan Transportation (ETT).


Button Up Tanpa User Feedback

Pemodelan ini berkebalikan dari top down pada uraian sebelumnya. Sesuai namanya, pengembangan dimulai dari bawah, di mana dua buah data mart atau lebih dibentuk dari data yang berasal dari berbagai sumber data (data sources). Pengembangan pada model ini terdiri dari 2 tahap, yaitu:

Tahap 1 : Terjadi proses ETT (Extraction, Transformation, Transportation) pada sumber-sumber data ke masing-masing data mart. Di sini, setiap data mart mengintegrasikan data dari berbagai sumber tersebut.

Tahap 2 : Data dialirkan dari masing-masing data mart ke data warehouse, dengan kembali menggunakan proses ETT (Extraction, Transformation, Transportation). Di sini, data dari setiap data mart kembali diintegrasikan dalam data warehouse serta dilakukan pula penghilangan redundancy (pengulangan) pada data dari sejumlah data mart tersebut.


Paralel Tanpa User Feedback

Pemodelan ini merupakan modifikasi dari model top down, namun data mart tidak sepenuhnya bergantung kepada data warehouse dalam hal sumber data yang diperoleh. Tahap pertama pengembangan model ini yaitu dibangunnya data warehouse dari berbagai sumber data. Dalam data warehouse terdapat data model yang menjadi acuan bagi model data untuk data mart-data mart yang dibentuk. Data model ini juga ikut mempengaruhi data mart. Kemudian, data mart yang telah terbentuk ikut berperan dalam membangun data warehouse melalui integrasi di level data.



Top Down Beserta User Feedback

Pada pemodelan ini, sejumlah data dari berbagai sumber data membentuk data warehouse. Data warehouse menjadi pusat dari penggudangan berbagai data yang berasal dari berbagai sumber data tersebut. Di sini, terjadi proses integrasi di level data untuk memudahkan berbagai data tersebut disatukan ke dalam sebuah gudang data ini. Dari data warehouse, dibentuklah sejumlah data mart sesuai dengan kebutuhan pengguna.
User feedback pada data mart menjadi tolok ukur dalam pengembangan berkelanjutan pada data mart dan data warehouse itu sendiri. User feedback sangat mempengaruhi data mart dan secara otomatis akan mempengaruhi data warehouse itu sendiri. Terdapat aliran bolak-balik dari user feedback (pengguna) ke data mart dan dari data mart ke data warehouse.


Button Up Beserta User Feedback

Pada pemodelan ini, 2 data mart atau lebih dibentuk terlebih dahulu menggunakan data dari berbagai sumber data. Pada proses ini juga digunakan ETT (Extraction, Transformation, Transportation) untuk membantu pengumpulan data, ekstraksi data, transformasi ke format data yang disepakati bersama di dalam Data Mart, serta integrasi di level data itu sendiri. Lalu dibentuk data warehouse dari data mart yang telah terbentuk. Proses pembentukan ini kembali menggunakan ETT untuk mengintegrasikan data dari berbagai data mart tersebut ke dalam kesatuan data warehouse. Kemudian, user feedback diarahkan melalui tatap muka data warehouse, yang berefek terhadap data mart-data mart pembentuk data warehouse.


Paralel Beserta User Feedback

Langkah awal dari pemodelan ini adalah penentuan aturan untuk model data dari data warehouse ke data mart yang terbentuk. Kemudian, data dari berbagai sumber data masuk ke data mart dan juga data warehouse. Data dari sumber data yang menuju ke data mart saja yang akan melalui proses ETT (Extraction, Transformation, Transportation). Sedangkan data yang menuju ke data warehouse terlebih dahulu menuju ke data model dari data warehouse untuk diseragamkan formatnya. Pada data warehouse tidak terjadi proses ETT, sebab data warehouse menjadi pusat untuk model data enterprise, yang menjadi acuan bagi data mart lainnya. Data warehouse mengagregasikan data, memuat fungsi koordinasi dan integratif untuk pengembangan ke depannya, serta termasuk juga manajemen data dan informasi kepada pengguna. Kemudian, user feedback dialirkan melalui tatap muka ke data mart.



Contoh Data Multi Dimensi

Misalnya, dimensi yang digunakan untuk melihat data mahasiswa adalah dimensi kelulusan, dimensi sidang TA, dan dimensi wisuda. Masing-masing dari dimensi tersebut akan membentuk tabel kelulusan, tabel sidang TA, dan tabel wisuda, dengan perincian sebagai berikut:
1. Tabel Kelulusan yang memiliki field ID kelulusan (primary key), NIM, nama, angkatan, dan IPK.
2. Tabel Sidang TA yang memiliki field : ID sidang, NIM, nama, judul, pembimbing, penguji, kelulusan, dan nilai.
3. Tabel Wisuda yang memiliki field : ID wisuda, NIM, nama, dan periode wisuda.
Ketiga dimensi tersebut dapat digunakan untuk melihat data mahasiswa pada tabel mahasiswa.


Data Relasional vs Data Multi Dimensional

Data Relasional atau Relational Data Modelling (RDM) dipandang sebagai bentuk hubungan antar data (melalui tabel) yang berelasi dalam struktur hierarkis dan berada pada 2 dimensi (baris dan kolom). Ada 3 relasi yang dikenal pada data relasional yaitu one to one, one to many, dan many to many.

Dalam pengembangan perangkat lunak, untuk database digunakan desain pengembangan berupa Entity Relationship Management. RDM dipastikan akan merupakan data transaksional karena manipulasi data dilakukan tanpa menyimpan data historis (hanya bersifat 2 dimensi). Hal inilah yang membedakan data relasional dengan data multidimensi yang bersifat lebih dari 2 dimensi.

OLTP, OLAP dalam Data Multi Dimensi

Data multidimensi tidak dapat terlepas dari kebutuhan untuk mempermudah proses analisis data. Namun, data multidimensi tidak digunakan dalam OLTP (On Line Transactional Processing) karena pada proses tersebut tidak terdapat data historis dan hanya terdapat data transaksional yang berfungsi untuk kebutuhan data dan informasi semata. Jadi, data hanya dilihat terstruktur dalam 2 dimensi (baris dan kolom). Sebaliknya, data multidimensi sangat diperlukan dalam OLAP (On Line Analytical Processing) karena proses tersebut sangat mengutamakan historis data. Maka dari itu, data perlu dilihat dari 3 atau lebih dimensi untuk kemudahan analisis data. Di sini, slicing data atau pemotongan data berlapis-lapis diasumsikan untuk mengambil data yang relevan dalam kebutuhan analisis.


Daftar Pustaka

I Putu Agus Eka Pratama. Handbook Data Warehouse. Penerbit Informatika. Bandung. 2017) 

Pemaparan materi pertemuan Pertama tentang “Arsitektur Data Warehouse” oleh I Putu Agus Eka Pratama, S.T., M.T.

Popular posts from this blog

Data Warehouse Terdistribusi

  Nama                : I Nyoman Jyotisa NIM                        : 1905551092 Matakuliah          : Data Warehouse Nama Dosen      : I Putu Agus Eka Pratama, S.T., M.T. Program Studi Teknologi Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Data Warehouse Terdistribusi Data warehouse terdistribusi saat ini telah banyak digunakan sebagai salah satu pilihan arsitektur untuk data warehouse yang lebih andal. Pada materi ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai data warehouse terdistribusi yang meliputi definisi, kelebihan, bagan arsitektur, serta komponen-komponennya. Materi ini juga akan meninjau kembali mengenai 3 hal utama yang dilakukan oleh data warehouse, dan bentuk-bentuk data warehouse yang lainnya. Peran Data Warehouse 1. Laporan (Report) Pembuatan laporan merupakan salah satu kegunaan data warehouse yang paling umum dilakukan. Dengan menggunakan query sederhana, dapat diperoleh laporan per hari, per bulan, maupun per tahun sesuai dengan jangka waktu yang diinginkan oleh pengg

Data Warehouse dan Integrasi Data

  Nama                : I Nyoman Jyotisa NIM                        : 1905551092 Matakuliah          : Data Warehouse Nama Dosen      : I Putu Agus Eka Pratama, S.T., M.T. Program Studi Teknologi Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Data Warehouse dan Integrasi Data Pada artikel kali ini kita akan membahas Data warehouse dalam konteks integrasi data yang terjadi didalamnya. Ada empath al yang akan dibahas yaitu integrasi berupa penjelasan tentang data, aplikasi dan middleware kemudian membahas integrasi data, tujuan integrasi data pada data warehouse dan terkahir adalah perbandingan skema relasional dengan data muti dimensi. Integrasi Integrasi adalah konsep yang diterapkan dalam banyak bidang, mulai dari sosial, politik, budaya, hingga ekonomi. Integrasi adalah pembauran hingga menjadi kesatuan. Integrasi dalam banyak bidang keilmuan diartikan secara kasar sebagai suatu bentuk penyatuan elemen-elemen yang berbeda karakter dan klasifikasinya berdasarkan konsep, paradigma, da

Arsitektur Data Warehouse

Nama                : I Nyoman Jyotisa NIM                        : 1905551092 Matakuliah          : Data Warehouse Nama Dosen      : I Putu Agus Eka Pratama, S.T., M.T. Program Studi Teknologi Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Definisi Data Warehouse      Definisi data warehouse menurut Bill Inmon yaitu Data warehouse sebagai konsep database unutk menggudangkan data dari beragai sumber data dengan dormat yang berbeda, dimana memiliki 6 sifat utama, subject oriented, integrated, process oriented, time variant, accessible, non volatile.      Menurut Ralph Kimball, Data warehouse itu mengumpulkan data dari sumber data transaksional sesuai dengan keutuhna pengguna dan disana ada proses query dan analisa data, kemudian akan masuk kedalam OLAP (On Line Analytical Processing)      Dari kedua definisi tersebut, Data warehouse bisa dikatakan hampir sama dengan database pada umumnya, bedanya yaitu pada database biasa, sumber datanya bisa dikatakan hanya dari satu sumber, sedangkan